Enjoy this fanfict yaa
Dilarang re-post
Hargai author yang membuat fanfict ini
Author : Permata
Genre : Drama
Cast : Taemin 'SHINee'
Nahyun 'SonAmoo'
Wendy 'Red velvet'
Irene 'Red velvet'
1 Komentar Sangatlah berarti.
Mari tinggalkan jejak
Dia mengetahui nama ku..dia menyebut nama ku..dia tersenyum padaku..dia mengucapkan terimakasih padaku..dia berbicara di depan ku..kami berhadapan..
Perasaan Nahyun mulai tak karuan saat Taemin,seorang yang sangat di kagumi nya ternyata mengetahui nama nya. Tak sia-sia Nahyun pagi-pagi buta bergegas datang ke gereja untuk memberikan sebuah hadiah pada Taemin. Perlu di ketahui,Taemin adalah seorang pemain piano di sebuah gereja yang tak jauh dari rumah Nahyun. Hari ini Taemin sedang berulang tahun dan Nahyun membawakan sebuah milk cake untuk Taemin sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun. Dan saat Nahyun memberikan cake itu pada Taemin,dengan senyuman Taemin mengucapkan 'gomawo,Nahyun-ah'. Itu benar-benar membuat perasaan Nahyun bagai tersengat cahaya cinta (halah). Bagaimana tidak, Taemin adalah sosok yang sangat di kagumi oleh Nahyun. Bagi Nahyun,Taemin mengetahui nama nya dan tersenyum padanya itu adalah hal terindah yang pernah ia alami.
"Hey Nahyun,jangan melamun seperti itu" ucap seseorang membangunkan Nahyun dari lamunan nya. "Eh Wendy.Mengagetkan aku saja". "Bagaimana?kau sudah memberikan cake itu pada Taemin?" tanya Wendy. "Sudah. Kau tau?Dia ternyata mengetahui nama ku! Dia mengucapkan terimakasih sembari menyebut nama ku,menyebut namaku!" ucap Nahyun antusias. Wendy adalah sahabat Nahyun. Mereka sudah bersahabat sejak lama. Dan tentu saja Wendy selalu menjadi korban celotehan Nahyun tentang Taemin. "Wih selamat ya..sebuah kemajuan,dia mengetahui nama mu". "Iya,aku sama sekali tidak menyangka dia bisa mengetahui nama ku" ucap Nahyun dengan nada yang berbunga-bunga.
***
Hari ini Nahyun bergegas menuju ke sebuah toko buku. Tentu saja karena Taemin sering pergi ke toko buku itu untuk membeli buku-buku tutorial piano. Nahyun pun mengikuti Taemin secara diam - diam agar tidak ketahuan oleh Taemin. Nahyun bukan kali pertama nya melakukan hal konyol seperti ini. Mengikuti Taemin sepertinya sudah menjadi sebuah rutinitas bagi Nahyun. Namun saat Nahyun sedang asik mengikuti Taemin,tiba-tiba ada seorang anak kecil di sebelah nya yang sedang membeli buku bersama kedua orang tua nya. Anak kecil itu berteriak mengajak kedua orang tua nya pulang. Melihat kegaduhan ini, Nahyun bersembunyi karena takut jika Taemin melihat ke arah anak kecil itu. Karena Nahyun berada di dekat anak kecil itu,tentu Taemin bisa melihat Nahyun juga. Karena itu Nahyun memutuskan untuk menghindari anak kecil itu dan bersembunyi.
Tak lama setelah itu,anak kecil itu pun akhirnya pergi. "Huft" ucap Nahyun yang merasa lega. Ia bisa melanjutkan aktivitasnya kembali. Aktivitas mengikuti Taemin tentu nya.Di cari nya sosok Taemin di toko itu. Namun..NIHIL. "Astaga,apa dia sudah pergi dari toko ini?" ucap Nahyun kesal dan mengutuk anak kecil yang membuatnya gagal mengikuti Taemin. Saat Nahyun keluar dari toko buku itu,tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu nya. Sontak Nahyun kaget dan menoleh. Dan betapa terkejutnya Nahyun saat mengetahui siapa sosok yang baru saja menepuk bahu nya itu. "Ta..Taemin?" ucap Nahyun gugup. Taemin pun tersenyum dan mendekatkan dirinya pada Nahyun. "Kau mengikuti ku Nahyun-ah?" tanya Taemin. "Aku..aku..ah tidak. Tentu aku kemari karena mau membeli sebuah buku" ucap Nahyun masih nampak gugup. "Owh begitu,lantas tadi kenapa kau mengendap endap dan bersembunyi?"tanya Taemin. "Aku tidak mengendap endap. Aku hanya..hanya.." Taemin pun tersenyum melihat expresi Nahyun yang sedang kebingungan. "Jujurlah saja" ucap Taemin. "Baiklah.. sebenarnya aku..aku memang mengikutimu". "Kenapa kau mengikuti aku?". "Karena..karena..karena aku ingin. Ya,aku ingin mengikutimu". "Kenapa kau ingin mengikuti aku?". "Apa aku perlu menjelaskan kenapa rasa ingin ini bisa ada?Entahlah" ucap Nahyun yang mulai tidak mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Taemin. Lagi-lagi Taemin tersenyum karena jawaban polos dari Nahyun. "Lain kali kita bisa pergi ke toko buku ini bersama jika kau mau. Jadi tak perlu kau mengikuti aku" ucap Taemin. "A..apa..ke toko buku?bersama?" Nahyun sungguh tak menyangka seorang Taemin,Ya,Taemin yang sangat di kagumi nya mengajaknya ke toko buku bersama. "Ya.Itu kalau kau tidak keberatan". "Tentu tidak.Aku senang jika bisa ke toko buku bersama mu". "Kau suka membaca buku?". Nahyun pun menggaruk-garuk kepalanya. "Sebenarnya..sebenarnya tidak" jawab Nahyun sembari menunduk karena takut jika Taemin akan membatalkan ajakannya untuk ke toko buku bersama. "Tenang saja,hal yang tak kau suka,bisa saja berubah menjadi hal yang kau suka.Begitu juga sebaliknya.Bisa saja suatu saat kau akan suka membaca buku.Dan aku akan sangat senang jika itu terjadi.Karena itu perubahan yang positif bukan?" ucap Taemin. "Ya,tentu. Kau benar. Aku..aku akan berusaha untuk mulai suka membaca" ucap Nahyun. Taemin pun tersenyum mendengar ucapan Nahyun. "Kau kemari naik apa?" tanya Taemin. "Aku berjalan kaki kemari. Rumah ku ada di sekitar sini" jawab Nahyun. "Baiklah kalau begitu biarkan aku mengantarmu pulang" ucap Taemin. "Me..mengantar aku pulang?Kau yakin?" tanya Nahyun yang masih tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Sekitar 5menit Nahyun pun tiba di rumahnya. Taemin mengantarkan nya pulang. Ini seperti mimpi bagi nya. "Gomawo" ucap Nahyun. "Ne.Lain kali jangan berpergian seorang diri.Tak baik seorang gadis berpergian sendirian.Apalagi berjalan kaki" ucap Taemin. "Iya.Tadi aku hanya terburu-buru.Sementara kendaraan di rumah masih di pakai.Jadi aku berjalan kaki.Berjalan kaki untuk mengikutimu". "Kau nekat" ucap Taemin. "Ya.Memang aku nekat". Taemin pun tersenyum. Gadis polos yang bernama Nahyun ini sungguh gadis yang menyenangkan. "Gomawo juga untuk cake yang kemarin kau berikan padaku.Aku menyukai nya" ucap Taemin. "Kau sungguh menyukainya?"tanya Nahyun dengan tatapan berbinar. "Iya.Untuk apa aku berbohong?" jawab Taemin. "Aku..bolehkah aku tanya sesuatu padamu?"tanya Nahyun. "Tentu". "Kau..darimana kau tahu nama ku?" tanya Nahyun. "Aku hanya sering mendengar orang-orang memanggil nama mu.Bukan kah kau selalu duduk di depan saat di gereja?Tentu aku mendengar sapaan orang-orang terhadapmu" jawab Taemin. "Ohh..jadi begitu..kalau begitu kau memperhatikan aku?kau tau aku sering duduk di depan saat di gereja". Nahyun pun menutup mulutnya karena menyesal terlalu percaya diri mengatakan hal seperti itu. "Tentu aku memperhatikan semua orang yang datang ke gereja" jawab Taemin. "Ohh..aku..aku masuk dulu..gomawo sudah mengantarkan aku" Nahyun bergegas memasuki rumah nya. Ia tak mampu menahan rasa malu nya. 'Ah aku sungguh terlalu percaya diri' kutuk Nahyun dalam hati.
"Hey Nahyun-ah" panggil seseorang. "Eonni,ada apa?" jawab Nahyun. "Siapa laki-laki yang mengantarkanmu tadi?Sepertinya aku pernah melihatnya". "Dia Taemin..tentu saja eonni pernah melihatnya.Dia pemain piano di gereja yang sering kita datangi". "Ohh pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Tapi aku pernah melihat pria itu mengobrol dengan sahabatmu,Wendy". "Apa?Taemin mengobrol dengan Wendy?Eonni serius?" tanya Nahyun tak percaya. "Hey mana mungkin aku berbohong padamu.Coba tanyakan saja pada Wendy". Irene,itulah nama yang di miliki oleh sang eonni. Nahyun sungguh tak percaya dengan pernyataan dari eonni nya. Namun di sisi lain ia juga ingin menanyakan kebenaran mengenai hal itu pada Wendy. Nahyun pun memutuskan untuk bergegas menuju rumah Wendy.
Rumah wendy nampak sepi. Ya,karena orang tua Wendy sering pergi ke Amerika. Dan Wendy pun anak tunggal. Wajar jika rumah nya begitu sepi dan sunyi. Nahyun nampak bingung bagaimana kalimat yang tepat untuk memulai menanyakan hal yang ingin ia tanyakan. Wendy adalah sahabatnya,ia tak ingin terkesan mengintrogasi Wendy. "Ada apa Nahyun?kenapa kau melamun seperti itu?" tanya Wendy memulai pembicaraan. "Aku..aku baru saja di beri tau oleh Irene eonni,dia bilang...dia bilang kalau...". "Kalau apa?" Wendy memotong pembicaraan Nahyun. "Kalau..kalau kau pernah mengobrol dengan Taemin.Apa itu benar?" tanya Nahyun. Wendy nampak berfikir sejenak untuk menjawab pertanyaan Nahyun. "Aniya..Aku tidak pernah mengobrol dengannya.Bukankah kau yang akhir-akhir ini dekat dengan nya?". "Tapi..ah sudahlah.Mungkin eonni hanya sekedar salah lihat saja". ucap Nahyun. "Iya,tolong jangan berfikir negatif padaku" ucap Wendy. "Iya.Maafkan aku..aku sungguh tidak bermaksud untuk berfikir negatif,aku hanya ingin tau kebenarannya" ucap Nahyun.
***
Keesokan hari nya pagi-pagi buta Nahyun sudah di kejutkan oleh kehadiran Taemin di depan rumahnya. "Taemin..ada apa pagi-pagi kau datang kemari?" tanya Nahyun dengan expresi yang nampak kebingungan. "Aku ingin menepati janji ku untuk pergi ke toko buku bersama mu" ucap Taemin. "Tapi..ini masih terlalu pagi.Apa toko buku nya sudah buka?" tanya Nahyun. "Kalau belum,kita bisa pergi sarapan bersama. Itu kalau kau tidak keberatan" ucap Taemin. "Bagaimana bisa aku keberatan untuk pergi bersama mu?" jawab Nahyun yang membuat Taemin tersenyum mendengarnya.
Toko buku yang tidak pernah sepi ini nampak begitu padat. Kasier pun sangat di padatkan oleh orang-orang yang sedang mengantre. Nahyun menggerak gerak kan kaki nya,ia nampak kelelahan berdiri. "Kau lelah?" tanya Taemin melihat apa yang di lakukan oleh Nahyun. "Iya" ucap Nahyun. "Duduklah di bangku sebelah sana.Biar aku saja yang mengantre" ucap Taemin sembari membawakan buku yang di beli oleh Nahyun. Nahyun pun menuruti perintah Taemin. Ia duduk di sebuah bangku yang di khususkan untuk orang-orang yang sedang menunggu. Hampir penuh,namun Nahyun masih kebagian tempat duduk. Saat sedang mengantre,Taemin melihat-lihat buku yang di beli oleh Nahyun. Hanya tiga buku. Berbeda dengan Taemin yang setiap kali berbelanja buku,selalu membeli lebih dari 5buku. Buku pertama yang di beli oleh Nahyun adalah sebuah komik. "Gadis ini sungguh kekanak kanakan" ucap Taemin sembari mengembangkan senyuman. Buku kedua yang di beli oleh Nahyun adalah sebuah buku fashion. "Hmm..dia memang memiliki selera fashion yang baik" ucap Taemin lirih. Dan buku terakhir yang di beli oleh Nahyun adalah 'Tips agar si dia menyukaimu'. Buku yang ketiga ini sontak membuat Taemin menahan tawa. Seorang Nahyun ini memang gadis yang sangat polos. Namun itulah yang membuat Taemin sangat nyaman bersama Nahyun. Setelah selesai membayar buku-buku yang mereka beli,Taemin pun menghampiri Nahyun. "Kau lapar Nahyun-ah?" tanya Taemin. Nahyun pun mengangguk dengan sangat cepat. Jelas saja,perut nya memang sudah berbunyi sedari tadi.
Mereka pun sampai pada sebuah tempat makan yang tak jauh dari toko buku. Di lihatlah menu-menu yang mayoritas adalah nasi. Ya,memang tempat ini sangat sesuai untuk sarapan pagi. Sembari menunggu pesanan,mereka pun berbincang-bincang. "Nahyun-ah,apa kau sering makan di tempat-tempat kecil seperti ini?Atau sering makan di tempat yang mewah?" Tanya Taemin. "Hmm..Aku sering makan di tempat kecil seperti ini. Tapi makan di tempat yang mewah juga pernah" Jawab Nahyun. "Memang nya ada apa?kenapa kau tanya hal seperti itu?" tanya Nahyun. "Tidak.Aku hanya ingin tau saja" jawab Taemin. "Ohh begitu" ucap Nahyun. "Aku mau ke toilet sebentar,tunggulah" ucap Taemin.
Tak lama setelah itu,Nahyun mendengar ponsel Taemin berdering. Ponsel itu tergeletak tepat di depan Nahyun. Nahyun tak berani mengangkat nya. Karena itu bukan milik nya. Namun ia mencoba melihat siapa seseorang yang menelfon Taemin. Di bacanya nama yang muncul di layar hp Taemin. Dan ternyata... "Apa?Wendy?Apa ini sungguh Wendy?" ucap Nahyun yang merasa shock. Tak lama setelah itu Taemin kembali dan duduk di hadapan Nahyun. "Aku sudah tidak lapar lagi. Lebih baik aku pulang sekarang" ucap Nahyun tiba-tiba yang sontak membuat Taemin heran. "Ada apa? kenapa kau tiba-tiba bersikap begini?" Tanya Taemin. "Harusnya aku yang tanya kenapa kau bersikap begini padaku? Kau..kau memiliki hubungan dengan Wendy kan?" Tanya Nahyun memberanikan diri. Taemin hanya diam tak mampu berbicara. Ia bingung harus menjawab apa. "Jawab aku,Taemin" ucap Nahyun. Nuansa masih hening. Taemin tak mengucapkan satu kata pun. Dan ini sungguh membuat Nahyun merasa kecewa. "Aku rasa semuanya sudah jelas. Kau memiliki hubungan dengan Wendy. Kalian berdua telah merahasiakan ini semua dariku" Nahyun pun pergi meninggalkan Taemin dengan perasaan kecewa nya.
Nahyun berjalan kaki lontang lantung seorang diri. Tak ada arah yang pasti. Ia bahkan tak tau kemana ia akan menuju. Bagai dedaunan yang bertebaran tanpa arah yang jelas dan tanpa ada yang memperhatikannya. Ia memutuskan untuk menghubungi Wendy. "Halo" ucap Wendy memulai pembicaraan. "Penghianat kau. Pembohong besar!" ucap Nahyun memaki Wendy melalui telefon. "Apa maksudmu?Kenapa kau marah-marah begini?" tanya Wendy. "Sudah berapa lama kau memiliki hubungan dengan Taemin? Bisa-bisanya kau berbohong padaku seolah kau sama sekali tak mengenalnya" ucap Nahyun. "Aku tidak....". "Ah sudahlah,kau pasti akan berbohong lagi padaku.Aku sungguh sudah muak.Aku saja tak memiliki nomor ponsel Taemin,tapi kau memilikinya. Aku benci padamu" ucap Nahyun mematikan telefon nya.
Malam telah larut namun Nahyun belum kembali ke rumah nya. Ia masih berada di jalanan meratapi kepedihan nya. Bagaimana bisa Wendy sahabat yang sangat dekat dengan nya menghianati nya seperti ini. Dengan mudahnya berpura-pura tak memiliki hubungan apapun dengan Taemin. "Bulshit!" ucap Nahyun mengutuk sahabatnya. Ia duduk di sebuah halte bus. Di temani oleh bintang-bintang di langit yang seakan memahami kesedihannya.Pilu..itulah yang di rasakan oleh Nahyun saat ini. Di nyalakan nya kembali ponsel nya yang sedari tadi di matikan. Begitu banyak pesan yang masuk di ponselnya.
010778998XXX :
Hey ini aku Taemin,kau ada di mana?
Irene Eonni :
Nahyun-ah,lekaslah pulang! Seluruh rumah panik mencarimu.
Eomma :
Kau sedang di mana?pulanglah..jangan membuat eomma mu ini khawatir
Wendy :
Nahyun-ah,,maafkan aku..Pulanglah..aku akan menjelaskan semuanya. Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan.
010778998XXX :
Nahyun-ah..tolong balas pesanku..kau ada di mana?
010778998XXX :
Tolong jangan membuatku khawatir seperti ini. Kau ada dimana?Jawab aku..
Nahyun pun larut ke dalam isak tangis nya. Ia baru menyadari betapa banyak orang yang peduli dan memperhatikannya. Ia baru menyadari betapa kekanakan sikap nya ini. Ponsel Nahyun pun berdering di sela-sela isak tangisnya. Ia pun menjawab paggilan itu. "Halo" ucap Nahyun lirih. "Nahyun-ah,ini aku Taemin. Kau di mana?Aku akan menjemputmu" ucap Taemin. "Kau tidak perlu menjemputku" jawab Nahyun dengan isak tangis yang semakin menjadi. "Hey kau menangis?Kau tau ini sudah jam berapa?Di mana kau sekarang?" tanya Taemin. "Aku..aku ada di halte bus di dekat taman gereja". Taemin pun bergegas menuju halte bus tempat Nahyun berada. Di kendarainya motornya dengan kecepatan yang melebihi batas wajar. Pikirannya sudah tak karuan. Ia takut terjadi sesuatu pada Nahyun.
Dilihat nya sosok gadis yang memakai jaket berwarna putih sedang menunduk di sebuah halte. "Nahyun-ah" panggil Taemin pada gadis itu. Nahyun pun menoleh.Matanya begitu sembab dan sendu. Wajah nya pun nampak sangat pucat. Segera di raihnya tubuh Nahyun dan di peluk nya erat. Nahyun pun kembali meneteskan air mata nya dalam pelukan Taemin. "Berhentilah menangis. Sekarang aku sudah ada di depan mu dan aku akan selalu menjagamu" Taemin pun memeluk Nahyun dengan lebih erat. Di belainya rambut gadis itu dengan lembut. "Kau tau,aku sangat gila karena mu. Aku begitu khawatir padamu. Aku takut terjadi sesuatu padamu" ucap Taemin semakin merapatkan pelukannya hingga Nahyun hampir tak bisa bernafas.
"Aku sangat mencintai mu Nahyun-ah.. Sejak melihatmu di gereja pertama kali,aku sudah jatuh cinta padamu. Bahkan sebelum aku menjadi pemain piano di gereja itu,aku sudah pernah melihatmu pergi ke gereja itu.Dan sejak itu aku sudah mulai jatuh cinta padamu. Aku mendaftar menjadi seorang pianist di gereja itu,melantunkan nada-nada indah,itu semua demi dirimu. Aku ingin lebih sering memandangmu,karena itu aku bekerja keras menjadi pianist di gereja itu.Aku sudah tergila-gila padamu Nahyun-ah. Bagaimana bisa kau menuduhku mencintai wanita lain?Aku sering menanyakan hal tentang dirimu pada Wendy. Karena itu aku sering berkomunikasi dengannya.Tolong percayalah padaku" ucap Taemin menjelaskan seluruh hal yang terjadi.
Taemin pun melepaskan pelukannya. Di tatap nya mata Nahyun dalam. Di usap nya tetesan air mata di pipi Nahyun dengan jemari nya. "Jadilah milik ku" ucap Taemin sembari menggenggam erat jemari Nahyun. Nahyun pun mengangguk dan tersenyum. Taemin pun memberi sebuah kecupan pada Nahyun. Kecupan hangat di malam yang begitu dingin ini. Kecupan sebagai awal dari hubungan mereka sebagai sepasang kekasih.
-End-