Hallo
Enjoy this fanfict yaa
Dilarang re-post
Hargai author yang membuat fanfict ini
Author : Permata
Genre : Romance
Cast : Lee Jinki (Onew 'SHINee')
Sunhwa 'SECRET'
1 Komentar Sangatlah berarti.
Mari tinggalkan jejak
Enjoy this fanfict yaa
Dilarang re-post
Hargai author yang membuat fanfict ini
Author : Permata
Genre : Romance
Cast : Lee Jinki (Onew 'SHINee')
Sunhwa 'SECRET'
1 Komentar Sangatlah berarti.
Mari tinggalkan jejak
Dengan kepedihan Sunhwa melangkahkan kakinya. Berjalan di sebuah tempat yang di penuhi pepohonan serta bunga-bunga. Ya,sebuah taman di dalam universitas. Universitas tempat Sunhwa menempuh pendidikannya selama 4tahun ini. Kini,dengan baju toga ia menyusuri taman itu. Taman yang begitu banyak kenangan. Taman di mana sosok yang sangat ia cintai mengikrarkan janji. "Hingga kini di acara kelulusan ku pun aku masih tak dapat bertemu denganmu" ucap Sunhwa lirih.
***
Kejadian itu berawal sekitar 5tahun yang lalu. Tentunya saat Sunhwa masih mengenakan seragam putih abu-abu. Hari bahagia saat sekolahnya memberikan pengumuman mengenai study tour ke Universitas Chamkkung. Tentu Sunhwa begitu bahagia karena Sunhwa ingin melanjutkan kuliah di Universitas ternama di Seoul itu. Hal kedua yang membuat Sunhwa bahagia adalah ia bisa study tour bersama sahabatnya. Sahabat yang sangat ia cintai tentunya. "Jangan melamun seperti itu" suara yang sangat ia kenal berhasil membangunkan ia dari lamunannya. "Jinki ah! Mengagetkanku saja!!" ucap Sunhwa protes. Jinki pun tersenyum manis. "Kau senang akan study tour ke universitas chamkkung? universitas impian kita berdua" tanya Jinki. "Tentu.Aku sudah tak sabar menunggu hal itu. Satu minggu lagi" ucap Sunhwa antusias. "Tetaplah bersamaku dan jangan terpisah dariku saat study tour nanti" ucap Jinki sembari menatap mata Sunhwa dalam. "Iya,aku akan selalu bersamamu"
***
Hari demi hari berganti. Tibalah hari di mana study tour di adakan. Pagi-pagi buta dering ringtone membangunkan Sunhwa dari tidurnya. "Halo" ucap Sunhwa setengah sadar. "Hey,kau pasti baru bangun. Lekaslah mandi agar tidak terlambat hari ini" ucap Suara di seberang telfon. "Ya,Jinki ah! Tidak perlu serajin ini juga membangunkan aku" jawab Sunhwa yang merasa di bangunkan terlalu pagi. "Kalau aku tidak membangunkanmu,kau pasti akan terlambat.Lekaslah mandi" perintah Jinki. Tanpa basi basi Sunhwa pun bergegas mandi. Entah ada magnet apa dalam diri Jinki yang membuat Sunhwa tak bisa menolak perintahnya.
Langkah kaki Sunhwa dengan pelan memasuki gerbang sekolah. Tentu saja,karena rombongan study tour baru akan berangkat 20menit lagi. "Hey" sapa seseorang sembari menepuk pundaknya. "Ah jinja,tidak bisakah kau tidak mengagetkanku,Jinki ah?" ucap Sunhwa kesal. Jinki hanya tertawa melihat ekspresi Sunhwa yang sedang kesal. Baginya itu semakin membuat rasa sayang nya pada Sunhwa bertambah. "Kau menungguku?" tanya Sunhwa. "Tentu,aku ingin duduk bersama mu di bus nanti" jawab Jinki. "Siapa bilang aku mau duduk bersama mu?" ucap Sunhwa dengan nada meledek. "Mau tidak mau aku akan tetap memaksamu untuk duduk bersamaku" ucap Jinki enteng. "Ah kau ini benar-benar. Mana bisa kau memaksaku begitu?" ucap Sunhwa protes. Tanpa menjawab,Jinki pun menggandeng tangan Sunhwa dan memaksanya berjalan menuju bus.
Ternyata sudah sangat banyak siswa siswi yang telah datang. Jinki dan Sunhwa pun segera memasuki bus agar tidak duduk terlalu belakang. "Pakailah jaketku agar kau tidak kedinginan" ucap Jinki sembari melepas jaket yang ia kenakan dan memasangkannya di tubuh Sunhwa. "Terimakasih. Lalu bagaimana denganmu? Kau baik-baik saja tidak mengenakan jaket?" tanya Sunhwa. "Tenanglah,aku akan baik-baik saja". Selang beberapa menit bus pun mulai berjalan. Pemandangan di pagi hari membuat perjalanan semakin menyenangkan. Hembusan angin yang sejuk,nyanyian dari para siswa dan siswi yang gaduh namun menghibur membuat perjalanan kali ini menjadi hal yang di nikmati.
Tak perlu waktu yang lama untuk sampai di Universitas Chamkkung. Satu persatu siswi pun turun dari bus. Nampak wajah bahagia terpancar dari para siswa siswi yang mengikuti study tour hari ini. Mereka pun di arahkan untuk langsung menuju ke Aula. Pembukaan study tour kali ini adalah seminar dari salah satu dosen di Universitas Chamkkung. Setelah acara seminar selesai,para siswa dan siswi pun di ajak untuk berkeliling. Melihat gedung-gedung fakultas,laboratorium,dan lain lain. Setelah hampir 2jam berkeliling,para siswa dan siswi pun di persilahkan untuk beristirahat. "Hey,kau lapar?" tanya Jinki pada Sunhwa."Ya" jawab Sunhwa. "Coba lihat taman disana,sepertinya ada orang berjualan kue di taman itu" ucap Jinki sembari menunjuk sebuah taman yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Jinki dan Sunhwa pun segera bersantai di taman sembari menikmati kue yang mereka beli. "Hey,bisakah kau memakan kue lain selain kue berisi daging ayam?" tanya Sunhwa yang mulai merasa bosan dengan menu makanan Jinki yang tak pernah lepas dari ayam. Sahabatnya itu memang sangat menyukai ayam. "Tidak bisa,aku menyukainya.Ayam terlalu enak untukku" jawab Jinki. Sunhwa pun hanya bisa mendengus kesal mendengar jawaban dari Jinki. "Tapi tenanglah,Hwa. Aku tentu lebih menyukaimu dari pada daging ayam" lanjut Jinki. "Bisa saja kau" ucap Sunhwa. "Apakah kau mau berjanji padaku?" tanya Jinkin tiba-tiba. "Berjanji apa?selama aku bisa,tentu aku akan berjanji untukmu" jawab Sunhwa. "Maukah kau berjanji kelak kita akan menjadi mahasiswa di universitas ini?". "Tentu.Aku berjanji akan berusaha keras,agar aku bisa menjadi mahasiswa di universitas ini bersama mu.Apa kau juga mau berjanji padaku Jinki ah?". Jinki pun menggenggam erat tangan Sunhwa sembari menatapnya dalam. "Dengan senang hati.Untukmu aku rela berjanji apapun.Kita akan menjadi mahasiswa di universitas ini.Aku janji padamu"
***
Ya,di taman inilah janji itu di ikrarkan. Sayang sekali janji itu hanyalah sekedar janji. Kesedihan yang teramat dalam pun menyelimuti hati Sunhwa di hari kelulusannya sebagai Mahasiswa di Univerisitas Chamkkung. Ia hanya bisa terduduk lemas di salah satu bangku di taman itu. Bangku tempat Jinki mengikirarkan janjinya 5th lalu. Bangku yang seharusnya mereka duduki berdua di hari kelulusan ini. "Kenapa kau tidak menepati janjimu?Kenapa kau pergi begitu saja ke luar kota tanpa berpamitan denganku?Apa memang janji itu hanyalah sekedar janji?" ucap Sunhwa dalam kesedihannya. Kekecewaan yang mendalam pun Sunhwa rasakan. Jinki meninggalkannya tanpa berpamitan. Kini Jinki berada di mana pun Sunhwa tidak tau.
***
Keesokan harinya Sunhwa menikmati paginya untuk sekedar berbaring di kasurnya. Sembari bersembunyi di balik selimut hangatnya. Sungguh ia tak ingin membuka mata nya. "Anak eomma ini,sudah sarjana masih saja bermalas-malasan" ucap eomma Sunhwa sembari berusaha membangunkan putrinya. "Bangunlah..kau tidak ingin mencari kerja hari ini?" . "Aku masih lelah eomma. Biarkan aku bersantai hari ini" ucap Sunhwa yang semakin menutupi tubuhnya dengan selimut. Sang eomma pun menarik selimut di tubuh Sunhwa dan itu terpaksa membuat Sunhwa terbangun. "Ah eomma..aku masih mengantuk" ucap Sunhwa protes. "Cepatlah bangun.Paling tidak siapkanlah sarapan pagi untuk eomma mu ini.Kau sudah dewasa,,sudah waktunya ganti kau yang menyiapkan eomma sarapan pagi". Dengan berat akhirnya Sunhwa pun beranjak dari tempat tidurnya dan menuruti permintaan eomma nya.
Sunhwa pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. "Aish jinja,aku harus memasak apa?" Sunhwa pun kebingungan karena ini kali pertamanya ia memasak. Sunhwa pun memutuskan untuk membuat mie goreng. Ya,sepertinya hanya itu yang ia bisa. Setelah selesai memasak,Sunhwa pun menghidangkannya di atas meja makan. "Eomma,sarapan sudah siap" ucap Sunhwa antusias. Walau hanya memasak mie,namun itu sudah cukup membuat eomma nya senang."Eomma,aku mau keluar untuk berjalan-jalan hari ini" ucap Sunhwa. "Ya sudah,sarapanlah dulu.Apa kau tidak mau menikmati masakanmu sendiri?". Sunhwa pun segera menyantap sarapan paginya.
Pusat pertokoan di pagi hari nampak masih sepi pengunjung. Sunhwa melangkahkan kakinya perlahan sembari memilih toko mana yang akan ia kunjungi. Entah mengapa mata Sunhwa tertuju pada sebuah toko kue yang terkenal dengan rasa kue nya yang lezat. Sunhwa pun memasuki toko kue itu. Pandangannya meyapu ke seluruh bagian ruangan di toko kue itu. Begitu banyak kue tertata rapi dalam rak. Mata Sunhwa pun tak sengaja membaca sebuah tulisan 'kue isi daging ayam'. Tentu tulisan itu mengingatkan ia pada seseorang yang sangat ia rindukan. Sunhwa pun memutuskan untuk membeli kue itu. Di pandangnya kue itu dengan tatapan sendu. Seakan bangkit kembali segala kenangannya bersama sahabat yang sangat ia cintai itu. "Jinki..." ucap Sunhwa lirih.
Sebuah janji yang sampai saat ini masih tertanam di benak Sunhwa, Janji masa muda namun begitu berharga bagi Sunhwa. Sebuah janji yang hanya menjadi angin lalu. Sungguh Sunhwa sangat merindukan sahabatnya itu. "Andai kita bisa bertemu,Jinki..tapi rasanya itu tidak mungkin.Aku bahkan tidak tau apa dia masih mengingatku atau tidak". Sunhwa mencoba untuk melupakan semua kenangan itu,kenangan masa lalu yang begitu mengusik hatinya. Namun ia tak mampu untuk melupakannya. Atau mungkin tak akan pernah mampu?
Sementara itu di sebuah kota yang padat,tentunya jauh dari tempat Sunhwa berpijak. Nampak seorang pria sedang memainkan sebuah piano. Pria tampan itu mengenakan jas berwarna hitam nampak elegan. Namun jangan salah,dibalik jas hitam itu,pria itu adalah pria yang bertubuh mungil. Di sela-sela permainan piano nya,ia merasakan sesuatu bergetar di saku celananya. Ya,ponselnya berdering. "Halo ahjussi" ucap pria itu mengawali perbincangan di telefon. "Hey Jinki-ah..tiket pesawat mu ke Seoul sudah ku pesankan. Besok kau bisa segera kembali ke Seoul" ucap seorang ahjussi di telefon. Ya,beliau adalah paman Jinki yang tinggal di Seoul. "Ne,gomawo.Aku akan berkemas hari ini" jawab Jinki. "Kau sangat merindukan gadis itu,Jinki-ah?" "Ne. Karena dia sangat berharga bagiku" jawab Jinki.
***
Cuaca yang begitu cerah hari ini,matahari dengan kehangatannya menyinari kota Seoul. Sunhwa hanya berdiam diri di kamar nya. Matanya menyapu ruangan dan pandangannya tertuju pada sebuah tumpukan buku di atas meja yang tak jauh dari tempat ia berbaring. Segeralah Sunhwa bangkit mendekati tumpukan buku itu. Di lihatnya satu persatu buku yang ada di atas meja itu. Sampai ia menemukan sebuah album foto kecil yang sudah dipenuhi debu. Di bukanya lembar perlembar album foto itu. Begitu banyak potret dirinya bersama Jinki. Namun semua itu hanyalah sebuah kenangan. "Jinki..kenapa kau meninggalkanku?kenapa?" Tetes demi tetes air mata membasahi pipi Sunhwa beserta album foto itu. Seakan album foto itu adalah teman kesedihan bagi Sunhwa.
Seoul-Bandara-Pukul 13.00
Seorang pria yang nampak baru saja mendarat dari sebuah pesawat nampak berjalan dengan menyeret sebuah koper. Di rogoh nya ponsel dalam saku celananya. "Halo ahjussi" ucapnya. "Jinki-ah..kau sudah sampai?" "Ne. aku akan segera mencari taxi dan menuju rumah ahjussi" ucap Jinki mengakhiri pembicaraan. Tak lama setelah itu Jinki segera menaiki sebuah taxi. "Jalan cajneun geol nomor 81 pak" ucap Jinki pada supir taxi itu. (hanya alamat yang sangat ngarang). Di perjalanan menuju kediaman ahjussi nya,Jinki membaca satu persatu nama di phone book nya. Mata nya terhenti pada sebuah nama yang sangat ia kenal. Nama yang membuat nya kembali menuju Seoul. Nama yang masih terikat janji dengan nya. "Sunhwa...apa nomornya masih aktif?" Jinki pun memberanikan diri untuk menghubungi Sunhwa. Terdengar suara nada sambung di ponsel. "Ternyata masih aktif" ucap Jinki. Tak lama setelah itu... "Halo" ucap Sunhwa dari seberang telefon. Dada Jinki berdegup dengan kencang mendengar suara yang begitu ia rindukan itu. "Sunhwa.." ucap Jinki lirih. Sunhwa begitu mengenal suara itu. Ia sangat tak menyangka Jinki akan menghubungi nya. Hingga ia tak mampu berbicara. "Sunhwa ini aku..apa kau masih mengingat ku?aku kembali ke Seoul.Aku ingin berjumpa dengan mu" ucap Jinki.
Sunhwa tak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Ini seperti mimpi baginya. "Dia menghubungiku?Dia kembali ke Seoul?Ingin berjumpa denganku?" rasa tak percaya yang bercampur bahagia menyelimuti hati Sunhwa. Ia segera bangkit dari ranjang nya. Menatap sebuah cermin yang ada di depannya. Ia pandang wajahnya lekat. "Ini bukan mimpi" ucap Sunhwa lirih. Wajah kesedihan yang dulu terpancar kini akan berubah menjadi wajah kebahagiaan. Ya,bahagia. Atau sangat bahagia? Bertemu dengan orang yang kita cintai tentu hal yang sangat membahagiakan bukan? Apapun itu,Sunhwa sungguh tak sabar bertemu dengan Jinki. Sosok yang sudah 5th meninggalkannya kini kembali. 'Bagaimana wajah Jinki saat ini?Apakah masih sama seperti dulu?' Begitu banyak pertanyaan yang berputar di kepala Sunhwa saat ini.
Sementara itu,Jinki yang baru saja sampai di kediaman ahjussi nya, segera mengemasi koper di bagasi taxi. Menyadari kedatangan Jinki,ahjussi nya pun bergegas membantu Jinki membawa barang-barang nya masuk ke dalam. "Gomawo ahjussi" ucap Jinki. "Tak usah berterimakasih begitu.Aku akan membuatkan teh hangat untukmu" ucap ahjussi. Jinki pun menikmati teh buatan ahjussi nya. "Sudah lama sekali aku tidak menikmati teh khas seoul ini" ucap Jinki. "Ya,memang sudah lama kau meninggalkan kota kelahiranmu ini.Bagaimana keadaan orang tua mu disana?". "Baik-baik saja ahjussi.Aku senang mereka mengijinkan aku kembali ke Seoul.Aku akan segera mencari kontrakan agar tidak terlalu lama merepotkanmu ahjussi" ucap Jinki. "Tak usah sungkan begitu.Kau boleh tinggal disini selama yang kau mau". "Ne,gomawo".
Sore hari yang cerah nampak Sunhwa sedang bergegas menuju ke sebuah tempat. Ya,tempat dimana ia akan bertemu dengan Jinki.Tempat dimana dahulu Jinki mengikrarkan janjinya.Universitas Chamkkung. Entah mengapa Jinki mengajak nya bertemu di tempat itu. Mungkin karena tempat itu penuh kenangan. Universitas yang dahulu menjadi impian mereka berdua. Walaupun Jinki tak dapat menepati janjinya untuk menempuh pendidikan di universitas itu,tapi setidaknya mereka bisa bertemu kembali di tempat itu.
Sunhwa menuju ke aula. Disanalah ia akan bertemu Jinki. Aula yang di dekor dengan hiasan yang indah membuat Sunhwa sangat takjub. Jinki sepertinya sudah mempersiapkan tempat ini dengan baik. "Kau suka?" ucapan itu membangunkan Sunhwa dari lamunan nya. "Jinki?Kau..Lee Jinki?" tanya Sunhwa seolah tak percaya kini Jinki ada di hadapannya. "Ya..ini aku..kau merindukanku?". Sunhwa hanya diam tak mempu bicara. Ini seperti mimpi baginya.
"Maafkan aku,Hwa. Aku tak bisa menepati janjiku. Aku terpaksa meninggalkan seoul karena ayahku di pindah tugaskan untuk bekerja di luar kota. Aku sungguh meminta maaf padamu" ucap Jinki.
"Kau membuatku kecewa,Jinki. Aku sudah berusaha dengan sangat keras untuk bisa menjadi mahasiswa disini bersama mu. Semua aku lakukan demi kau. Bertahun-tahun kau pergi meninggalkan aku"
"Aku tau.Aku pun disana sangat menderita karena merindukanmu.Sekarang aku sudah kembali.Kita akan selalu bersama"
Jinki pun mendekatkan dirinya pada Sunhwa. Ditatap nya wajah Sunhwa dalam. Perlahan tangan Jinki mengusap pipi Sunhwa dengan lembut. Dapat ia rasakan pancaran kerinduan dari mata Sunhwa. Jinki pun semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Sunhwa,hingga bibir mereka bersentuhan. Sunhwa pun tak berusaha untuk menghindar.Jinki pun melumat dengan lembut bibir Sunhwa. "Apakah itu bisa mengurangi kekecewaanmu?"tanya Jinki dan Sunhwa pun menjawabnya dengan senyuman yang manis. Jinki pun mengusap bibir Sunhwa dengan jemarinya. Semakin lama usapan itu semakin ganas hingga sesekali Jinki mencubit bibir Sunhwa dengan jemari nya. "Kau tau?senyuman mu itu membuat ku ingin mencium mu sekali lagi". Tanpa basa basi Jinki pun melumat kembali bibir Sunhwa. Berbeda dengan yang pertama,ciuman yang kedua ini lebih menuntut.Seakan Jinki tak memberi ruang pada Sunhwa untuk bernafas. Ciuman yang begitu membara. Suara decakan bibir mereka pun berkumandang di ruangan itu. Ciuman sebagai luapan betapa dalam nya rindu yang mereka rasakan. Jinki pun semakin mengunci tubuh Sunhwa. Ia semakin memperdalam ciumannya. Sesekali ia menghisap dan menggigit bibir Sunhwa hingga membuat Sunhwa meronta. Namun Sunhwa tak bisa melawan keganasan Jinki saat ini. Jinki pun terus menghisap bibir Sunhwa sembari memainkan lidah Sunhwa.
Selang beberapa menit aktivitas mereka pun berhenti. Sunhwa pun mencoba mengatur kembali nafas nya. Jinki hanya tersenyum melihat Sunhwa yang nampak menikmati permainan nya. Ia masih mengunci tubuh Sunhwa. Menatap mata Sunhwa dalam. "Apakah kau mau mendengar janji ku yang kedua untukmu?" ucap Jinki tiba-tiba. "Janji apa?"tanya Sunhwa penasaran. "Aku janji tak akan pergi lagi darimu". Sunhwa pun tersenyum mendengar janji yang di ucapkan Jinki padanya. Dan tentu saja,kali ini Jinki akan sungguh-sungguh menepati janjinya.
-END-